Pohon pinus, apa yang muncul dalam pikiran ketika mendengar kata-kata tersebut? Apakah pohon ini serupa dengan cemara?
Pohon pinus telah lama ditanam di berbagai sudut Indonesia sebagai tumbuhan reboisasi. Ini adalah tumbuhan pionir yang tumbuh subur di berbagai kondisi, dan salah satu produk utamanya adalah penghasil getah.
Oleh karena itu, pinus telah menjadi pilihan yang popular bagi Perum Perhutani di Pulau Jawa. Sejarah panjang hutan pinus di Pulau Jawa dimulai pada masa pemerintahan kolonial Belanda.
Jadi, mari kita gali lebih dalam mengenai keajaiban tanaman pinus ini dalam penjelasan yang lengkap dibawah ini.
Mengenal Pohon Pinus
Pinus dan cemara, keduanya merujuk pada jenis tumbuhan coniferous evergreen yang sama. Coniferous evergreen adalah kelompok pohon yang membangun bentuk mirip kerucut dengan dedaunan yang tetap hijau sepanjang tahun, tidak ikut berubah seiring pergantian musim.
Namun, sebenarnya, meskipun serupa dalam banyak aspek, pinus dan cemara memiliki perbedaan mendasar karena berasal dari genus dan familia yang berbeda.
Keberbedaan dalam kelompok coniferous evergreen ini terasa signifikan ketika dibandingkan secara langsung.
Secara umum, pohon fir dan pohon spruce sering dianggap sebagai pilihan utama untuk menjadi pohon natal dalam buku dan film.
Keduanya termasuk dalam familia Pinaceae, tetapi berbeda genus, yaitu Cedar untuk pohon fir dan Picea untuk pohon spruce.
Pohon fir dan spruce ditandai oleh ranting dan daun yang tumbuh sepanjang batang mereka. Pada batang bagian bawah, ranting dan daun biasanya lebih tebal dan panjang, semakin ke atas, semakin memendek hingga membentuk kerucut pada puncak pohon.
Di sisi lain, cemara berasal dari genus Cupressus yang termasuk dalam familia Cupressaceae. Cemara memiliki daun yang tersegmentasi, mirip jarum pendek yang tumbuh secara terpisah.
Daun cemara membentuk semacam silinder dengan ujung yang lebih bulat, berbeda dengan pohon fir dan spruce yang memiliki daun yang lebih lebar dan pipih.
Di Indonesia, pohon pinus juga sering dikenal dengan sebutan pohon tusam. Pohon ini berasal dari familia yang sama, yaitu Pinaceae dengan genus pinus.
Pinus atau tusam tumbuh subur di daerah dataran tinggi dan memiliki ciri khas berupa batang yang sering kali retak-retak dan daun yang menyatu membentuk gugusan jarum panjang. Daun pinus tumbuh pada dahan atau ranting di bagian tengah batang.
Habitat Pohon Pinus
Pohon pinus sering tumbuh dalam kelompok-kelompok yang padat. Tanah yang cocok untuk pertumbuhan pinus adalah tanah yang bersifat asam, berpasir, dan memiliki kemampuan penyerapan air yang baik.
Hutan-hutan pinus ini biasanya dapat ditemukan di daerah pegunungan yang memiliki suhu berkisar antara 18⁰ C hingga -3⁰ C.
Pohon tusam memiliki kemampuan adaptasi yang sangat luar biasa, bahkan mampu bertahan terhadap perubahan cuaca ekstrem.
Beberapa jenis pohon pinus bahkan bisa tumbuh kembali setelah hutan terbakar. Pohon yang sudah dewasa juga mampu meregenerasi diri dengan cepat.
Akar pohon pinus adalah akar tunggang yang memiliki sistem perakaran yang dalam dan kuat, sehingga sangat cocok untuk tumbuh di tanah dengan tekstur ringan hingga sedang.
Yang menarik, pohon tusam mampu tumbuh pada tanah dengan tingkat keasaman yang bervariasi, baik pada tanah asam maupun basa.
Meskipun pohon pinus dapat tumbuh pada berbagai ketinggian, tempat terbaik bagi pertumbuhannya adalah pada ketinggian antara 400 hingga 2000 meter di atas permukaan laut.
Jika ditanam pada ketinggian kurang dari 400 meter, pertumbuhannya akan kurang optimal karena suhu udara terlalu tinggi. Di sisi lain, jika ditanam pada ketinggian lebih dari 2000 meter, proses fotosintesisnya akan terhambat.
Curah hujan yang diperlukan untuk pohon pinus berkisar antara 1200 hingga 3000 milimeter per tahun, dengan bulan kering sebanyak 0 hingga 3 bulan.
Pohon pinus di Pulau Jawa, sebagai contoh, umumnya tumbuh di daerah yang memiliki ketinggian lebih dari 300 meter di atas permukaan laut, dengan curah hujan mencapai 4000 milimeter per tahun.
Tinggi rata-rata dari pohon pinus adalah sekitar 15 hingga 45 meter. Pohon-pohon ini memiliki usia yang sangat panjang, berkisar antara 100 hingga 1.000 tahun.
Karena itu, tidak jarang ditemukan pohon pinus yang tumbuh hingga mencapai ketinggian yang sangat mengesankan, bahkan mencapai 80 meter.
Asal dan Sebaran Pohon Pinus
Meskipun pada awalnya, pinus tumbuh subur di belahan bumi utara dan sebagian wilayah tropis di belahan bumi selatan, saat ini, beragam spesies pohon pinus telah menyebar ke seluruh dunia.
Dari segi distribusi geografis, tanaman pinus pertama kali tumbuh di kawasan Dunia Lama, yang mencakup Eropa, Mediterania, dan Asia.
Kemudian, mereka menyebar ke kawasan Dunia Baru, seperti Amerika Serikat, sepanjang timur dan barat Kanada, sebagian utara Meksiko, serta wilayah Karibia dan Araucaria di Amerika Selatan.
Indonesia memiliki satu spesies pinus asli yang berasal dari Sumatera, tepatnya di daerah Sipirok, Tapanuli Selatan. Spesies pinus ini dikenal dengan nama Pinus Sumatera atau Pinus merkusii Jungh. et de Vriese.
Pohon pinus asli Indonesia ini telah banyak ditanam di daerah-daerah di luar Sumatera. Selain itu, beberapa negara Asia lainnya, seperti India, Filipina, Thailand, Myanmar, Kamboja, dan Vietnam, juga mengembangkan jenis pinus merkusii asal Indonesia.
Ciri Ciri Pohon Pinus
Pohon pinus, salah satu jenis tanaman perdu yang bisa mencapai ketinggian hingga 40 meter, adalah tumbuhan yang sering dimanfaatkan untuk beragam keperluan, baik itu kayu pinus nya maupun bagian lainnya.
Pada awalnya, istilah “Pinus” merujuk pada sebuah keluarga tumbuhan tertentu. Namun, seiring berlalunya waktu, tanaman pinus telah menjadi lebih populer sebagai nama dalam definisi atau dalam bahasa Indonesia.
Apa saja ciri-ciri dan karakteristik yang melekat pada pohon pinus ini? Mari kita simak:
1. Akar
Pohon pinus tumbuh dengan akar berbentuk akar tunggang yang kokoh, bercabang meluas, dan berwarna coklat.
Kemampuan akarnya untuk mencengkeram tanah sangat kuat, menjadikannya pelindung yang handal untuk mencegah erosi.
Struktur perakaran yang luar biasa ini memungkinkan pohon pinus untuk menjaga ketahanannya di lingkungannya.
Akar-akar lembaga pohon pinus berkembang seiring berjalannya waktu, membentuk banyak cabang tambahan yang makin halus. Kedalaman dan ekstensitas daerah perakaran ini sangat tergantung pada usia pohon tersebut.
Semakin tua pohon pinus, semakin luas daerah perakarannya dan kemampuannya untuk menyerap air juga meningkat. Ini berarti pohon pinus memiliki ketersediaan nutrisi yang melimpah.
Saat menanam pohon pinus, pastikan untuk memberikan jarak yang cukup agar akarnya dapat berkembang secara optimal.
Apabila pohon ini ditebang, menghilangkan akarnya menjadi tugas yang sulit, mengingat akarnya dapat menembus tanah hingga lebih dari 10 meter ke dalam.
2. Batang
Dalam pandangan awal, morfologi batang pohon pinus nampak serupa dengan pohon cemara. Batang pohon pinus memiliki silinder kokoh dengan ketinggian maksimal mencapai 40 meter, menjadikannya tumbuhan yang gagah, kuat, dan lurus tegak, dengan bagian bawahnya yang lebih besar.
Ketika diperhatikan dengan seksama, batangnya menampilkan goresan dalam dengan pola putaran yang teratur.
Pada cabang batang monopodial, kita temui satu batang utama yang tumbuh tanpa gangguan, ditambah dengan beberapa cabang di bagian atas, meskipun tidak terlalu melimpah.
Kulit luar batangnya berwarna coklat dan memiliki tekstur kasar berkat epidermis yang tebal, yang tahan terhadap pengelupasan.
Jika dilihat dari kejauhan, pohon pinus akan membentuk konus atau limas segitiga yang menjulang ke angkasa.
3. Daun
Daun pinus merupakan contoh daun majemuk, yang memiliki panjang maksimal mencapai 20 cm. Di bagian pangkal daun pinus, dapat ditemukan pelindung berupa sisik tipis.
Secara bentuk, daun pinus mirip dengan daun cemara, sehingga seringkali orang salah mengidentifikasinya sebagai satu sama lain. Keduanya memiliki bentuk jarum, tetapi perbedaan mendasar terletak pada bentuk jarumnya.
Karakteristik khusus daun pinus adalah adanya dua cabang, sementara daun cemara memiliki ujung yang lebih meruncing.
Perbedaan lainnya adalah daun cemara memiliki tepian bergerigi, sedangkan daun pohon pinus memiliki garis-garis halus yang membentuk keseluruhan strukturnya.
4. Bunga
Bunga pinus adalah jenis bunga dengan kelamin unisexual. Seperti pohon cemara, pohon pinus juga memiliki dua jenis bunga, yaitu bunga jantan dan bunga betina. Bunga jantan memiliki bentuk silindris dengan panjang sekitar 2-4 cm, dan tersebar di pohon.
Sementara itu, bunga betina memiliki bentuk kerucut dengan ujung yang tajam. Di bagian luar, bunga betina dilengkapi dengan sisik dan sayap-sayap pada bakal bijinya yang berwarna coklat tua. Anda dapat dengan mudah menemukan bunga betina ini di bagian puncak tajuk utama pohon pinus.
Ketika masih muda, bunga pinus memiliki warna kuning, tetapi seiring bertambahnya usia, warnanya akan berubah menjadi coklat yang lebih tua.
5. Biji Pinus
Bentuk biji yang dimiliki oleh tanaman pinus memang sangat menarik. Biji ini memiliki bentuk pipih bulat yang cenderung lebih ke bentuk oval. Tidak hanya itu, biji pinus juga memiliki sayap yang berasal dari dasar bunga atau sisik buah.
Warna biji dari pohon pinus ini memiliki sentuhan unik. Mereka memiliki warna yang lebih dari sekadar putih, dengan sedikit nuansa kekuningan yang menambah daya tariknya. Ini adalah salah satu ciri khas yang membuat biji pinus tampak begitu istimewa.
7. Buah
Buah pinus memiliki bentuk kerucut yang khas. Namun, beberapa varietas juga memiliki bentuk silindris, menyerupai pohon Natal mini dengan ukuran yang lebih kecil, panjang sekitar 5-10 cm, dan lebar sekitar 2-4 cm.
Warna buah pinus ini umumnya coklat, dan perlu diketahui bahwa buah ini masuk dalam kategori buah semu yang tidak layak untuk konsumsi.
Manfaat Pohon Pinus
Pohon pinus, dengan segala kekayaan manfaat yang melimpah, merupakan sumber daya yang luar biasa untuk berbagai keperluan.
Mulai dari kayu pinus nya yang tangguh hingga getahnya yang berlimpah, pohon pinus adalah aset yang tak ternilai dalam dunia industri dan banyak bidang lainnya.
Ini adalah beberapa contoh pemanfaatan pohon pinus di Indonesia:
1. Pohon Pinus Cocok untuk Reboisasi
Pinus merkusii Jungh dan de Vriese menjadi favorit utama (60%) yang ditanam dalam Program Penyelamatan Hutan, Tanah, dan Air, terutama dalam kegiatan reboisasi dan penghijauan yang digulirkan oleh pemerintah melalui Kementerian Kehutanan sejak zaman 60-an.
Pemilihan jenis pinus ini didorong oleh beberapa faktor yang patut diperhitungkan: ketersediaan benih yang melimpah, pertumbuhannya yang kian pesat, bahkan kemampuannya menjadi jenis pionir yang mampu tumbuh subur di lahan-lahan yang semula terabaikan.
Keputusan untuk menanam Pinus merkusii secara luas adalah langkah bijak yang hingga saat ini tidak pernah mengecewakan.
Keberhasilan dari upaya reboisasi dan penghijauan tersebut tak hanya menciptakan hutan pinus yang mengesankan, tapi juga turut mengisi kas negara dan memperbaiki keadaan ekonomi masyarakat, baik di Pulau Jawa maupun di wilayah-wilayah di luar Pulau Jawa.
2. Tempat Wisata Hutan Pinus
Tidak hanya bermanfaat sebagai sumber daya langsung dari pinus itu sendiri, tetapi juga terdapat daya tarik wisata yang luar biasa di balik pohon-pohon pinus yang menjulang tinggi membentuk kanopi yang menakjubkan.
Keberadaan destinasi wisata semacam ini saat ini sedang mencuri perhatian, terutama karena popularitas yang meledak pesat dari tren swafoto dan media sosial.
Keindahan alami hutan pinus yang diperindah dengan sentuhan warna-warni payung dan berbagai ornamen lainnya akan menciptakan pemandangan yang sungguh memukau. Hal ini tentu akan menjadi latar yang mengundang banyak wisatawan untuk datang dan menikmati momen yang tak terlupakan.
Pohon pinus bukan hanya elemen biasa dalam pemandangan alam, tetapi juga merupakan investasi untuk masa depan yang lebih baik bagi negara kita.
Oleh karena itu, setelah kita memahami karakteristik pohon pinus dan manfaatnya, sangat penting bagi kita semua untuk meningkatkan kesadaran kita dalam menjaga keberlanjutan pohon pinus yang berharga ini.
3. Getah Pohon Pinus
Getah pinus telah menjadi incaran banyak orang karena manfaatnya yang berlimpah. Untuk memperoleh getah ini, diperlukan proses penyadapan pada pohon pinus, baik dengan metode pengeboran atau sekadar dengan melukai kulitnya.
Setelah proses penyadapan selesai, penyadap umumnya akan menempatkan getah tersebut dalam wadah, yang bisa berupa batok kelapa atau wadah-wadah kecil. Setelah wadah terisi penuh, getah akan dialirkan ke dalam drum besar untuk kemudian diolah.
Dari hasil pengolahan getah pinus ini, berbagai produk dapat dihasilkan. Mulai dari bahan campuran cat, tinta, sabun, vernis, hingga pelapis ban, dan plastik.
Selain itu, fraksi cair dari getah pinus ini memiliki beragam kegunaan. Bahan ini dapat digunakan sebagai pengencer dan pelarut, serta berperan sebagai desinfektan dan minyak.
Lebih menarik lagi, jenis getah yang dihasilkan dari pohon pinus merkusii ini juga dapat diubah menjadi gondorukem dan terpentin.
Ekstrak dari getah pohon pinus memiliki kekhasan tersendiri, yang tidak dapat ditemukan pada jenis hasil hutan lainnya. Kualitasnya pun tak tertandingi.
4. Kayu Pinus
Kayu pinus adalah salah satu jenis kayu yang memiliki berat ringan, sehingga sangat ideal untuk digunakan dalam pembuatan perabotan rumah.
Tidak hanya itu, kayu pinus juga sering dijadikan bahan baku untuk menciptakan batang korek api, tiang listrik, kayu lapis, mainan anak-anak, dan kertas.
Pasar menyediakan beragam ukuran dan bentuk untuk kayu pinus ini, mulai dari batangan, lembaran, kubus, hingga gelondongan.
Jenis Pohon Pinus
Pohon Pinus bermacam-macam dalam bentuk dan ukuran, namun tidak semua jenis Pinus sesuai untuk keperluan membuat furnitur atau bahan bangunan.
Penting untuk memahami varietas yang sesuai dengan proyek kerajinan dan konstruksi Anda. Di bawah ini kami akan mengulas beberapa jenis kayu Pinus yang paling cocok untuk berbagai proyek:
Western White Pine
Jenis kayu Pinus ini sering disebut sebagai Pinus Perak. Pohon-pohon ini tumbuh di Pegunungan Rocky utara, Sierra Nevada, dan Pegunungan Cascade, mencapai ketinggian hingga 150 kaki dengan diameter batang hingga 5 kaki.
Kayu Pinus ini memiliki serat yang rata dengan tekstur sedang hingga kasar. Biasanya digunakan untuk membuat furnitur halus, ukiran, veneer, kayu lapis, dan kayu konstruksi.
Sugar Pine
Jenis ini tumbuh tinggi hingga lebih dari 200 kaki. Tekstur kayunya adalah yang paling kasar di antara semua jenis Pinus.
Pohon Sugar Pine cocok untuk membuat moulding, alat musik, dan pekerjaan penyeimbang interior dan eksterior. Jenis kayu ini termasuk yang berharga dan mahal
Shortleaf Pine
Mereka tumbuh setinggi 100 kaki dengan diameter batang maksimum 3 kaki. Pohon Pinus Shortleaf memiliki pertumbuhan yang cepat, sehingga sangat cocok untuk industri kayu.
Jenis Pinus ini terjangkau dan terutama digunakan untuk membuat veneer kayu lapis, bubur kayu, serta kayu untuk proyek konstruksi berat, termasuk balok, rel kereta api, dan jembatan.
Eastern White Pine
Jenis kayu Pinus ini tumbuh setinggi 100 kaki dengan diameter batang maksimum 4 kaki.
Pohon Eastern White Pine memiliki tekstur yang lebih halus daripada jenis Pinus lainnya, dengan lebih sedikit cadangan resin.
Kayunya digunakan untuk ukiran, pembuatan perahu, kayu konstruksi, dan pekerjaan interior pabrik.
Spruce Pine
Kayu Pinus ini mencapai ketinggian hingga 80 kaki dan biasanya tumbuh di tegakan yang padat. Cocok untuk kayu konstruksi berat, seperti rel kereta api, jembatan, kayu lapis, bubur kayu, veneer, balok, dan tiang.
Harganya tergolong relatif sedang, dan kayu ini sangat dihargai karena ketahanannya terhadap pembusukan. Digunakan dalam produksi kayu lapis.